Basarnas
dan Syahbandar Pontianak mendapatkan sinyal broadcast distress dari KM Kelimut
yang mengalami kebocoran pada haluan lambung kanan
kapal. Oleh karena itu Basarnas dan Syahbandar langsung berkoordinasi
dengan Panglima TNI untuk membantu pencarian dan penyelamatan KM Kelimut berserta kru dan penumpang
yang membawa 1255 penumpang.
Setelah mendapatkan laporan dari Basarnas
dan Syahbandar Pontianak, Panglima TNI segera
memerintahkan Panglima Koarmada 1 untuk membentuk Satuan Tugas (Satgas) SAR, agar
dapat segera mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk mencari dan menyelamatkan
kru dan penumpang KM Kelimut yang mengalami laka laut pada posisi 00° 00’ 57” ls - 109° 20’ 13 bt.
Karena lokasi terjadinya laka laut KM Kelimut terjadi di perairan laut natuna
selatan yang berdekatan dengan wilayah Kalimantan Barat, maka Pangkoarmada 1
memerintahkan Danlantamal XII untuk segera membentuk Satgas SAR di
Pontianak.
Menerima perintah langsung dari Panglima Koarmada 1,
Danlantamal XII Pontianak bergerak cepat dengan segera membentuk Satgas SAR untuk
mencari dan menyelamatkan kru dan penumpang KM Kelimut. Wadanlantamal XII
ditunjuk selaku SAR Mission Commander dan Koamandan Satrol Lantamal XII sebagai
On Scene Coordinator (OSC) untuk secepat mungkin melaksanakan pencarian dan penyelamatan.
Setelah terbentuknya Satgas SAR, Danstgas SAR segera
memerintahkan pesawat patroli CN 235 untuk melaksanakan searching awal pada
posisi terakhir dari KM Kelimut serta melaksanakan pengamatan situasi dan cuaca
di daerah laka laut.
Pesawat patroli CN 235 yang terbang di daerah laka
laut KM Kelimut melaksanakan searching sebanyak 2 shorty dan melaporkan hasil pemantaun kepada OSC.
On Scene Coordinator yang mendapatkan laporan posisi
dan kondisi terakhir KM Kelimut dari pesawat patroli CN 235 segera menentukan
dan membagi sektor SAR unsur laut menjadi
4 sektor serta menggerakkan seluruh unsur laut yang terlibat dalam Satgas
SAR KM Kelimut untuk segera melaksanakan pencarian dan penyelamatan awak kapal
dan penumpang.
Penyelamatan
korban dilakukan dengan metode Man Over Boad (MOB). Metode manuver ini adalah
salah satu metode standart dan wajib dikuasai dalam mengevakuasi korban jatuh
ke laut tanpa membahayakan posisi korban maupun kapal. Selanjutnya korban
dibawa menuju dermaga untuk menyerahkan korban selamat ke Posko SAR yang sudah
ditentukan guna mendapatkan perawatan lebih lanjut.
Simulasi tersebut
merupakan rangkaian latihan pencarian dan penyelamatan korban ABK KM Kelimut
yang digelar Komando Armada 1 di perairan wilayah kerja Koarmada 1 guna
mendungkung tugas TNI Angkatan Laut yang dilaksanakan di Dermaga Pelabuhan
Dwikora Pontianak, Kamis (10/3/2022).
Komandan Lantamal XII, Laksamana Pertama TNI Suharto
yang bertindak sebagai Wadirlat pada latihan tersebut menyatakan, latihan
manuver lapangan tersebut untuk meningkatkan kemampuan personel dari semua
instansi yang terlibat. Selain itu untuk memperkuat integrase dan sinergitas
dari instansi maritim.
“Kita lihat tadi semua instansi terlibat selain TNI Angkatan
Laut, karena ini memang kewajiban bersama. Dan disinilah kita menunjukkan bahwa,
arahan bapak Presiden Joko Widodo untuk berlatih, berlatih dan terus
meningkatkan kemampuan. Karena itu menjadi bagian tugas pokok kami bersama dari
instansi maritim TNI Angkatan Laut, Kepolisian dan unsur maritime lainnya”,
jelas Laksamana Pertama TNI Suharto.
Simulasi tersbut dihadiri sluruh instansi maritim yang ada di Pontianak dan PJU Lantamal XII Pontianak. Disamping itu unsur-unsur latihan yang terlibat dalam simulasi adalah KRI Kapitan Patimura-371, KRI Krait-827, KRI Siribua-859, KN 417 Basarnas, Sea Rider PSDKP, Pesawat Patroli CN 235, Hely Phanter, KAL Lemukutan, KAL Sambas, Searider, Yonmarhanlan XII dan Dinas Kesehatan Lantamal XII.
Penulis : Darius
Tarigan
(Media Baru TVRI
Kalbar)
Tidak ada komentar
Posting Komentar